Menu Navigation

06 April 2012

Tentang Memasak

Jaman kecil dulu, saya ingat sekali kegiatan di dapur yang harus saya lakukan saat itu. Membantu mama memasak. Membantu disini dalam arti mencuci sayuran, mengupas bahan-bahan, menyajikan masakan matang dan selebihnya adalah menonton mama memasak ^_^
Well...ketika saya pindah SMU ke rumah nenek/kakek dan berpisah dengan mama, saya harus memasak seorang diri. Hasil menonton mama memasak saat kecil saya praktekkan dan It was learning by doing. Saya jadi terbiasa dengan aktivitas memasak saat masih sekolah SMU. Pun ketika teman-teman saya tidak merambah ke dapur. Sampai jenjang kuliah pun saya mungkin masih yang terhebat untuk urusan masak-memasak dibanding teman-teman. Ini adalah soal kebiasaan!
Dan taukah untuk sekarang ini? Teman-teman saya mungkin lebih mahir dalam urusan memasak. Damn... saya merasakan kemunduran dalam hidup (berlebihan ya :D). Saya sempat terheran dengan teman SMU yang sekarang pintar dan rajin memasak untuk suami dan anaknya, padahal dulu dia sangat tomboy dan setau saya dia tidak lebih rajin dari saya (hehe bukan maksud ...) ^_^
Dan tau ga? Orang itu berubah ya. Mungkin cuma saya yang bertahan dengan kemalasan untuk memasak. Ada banyak alasan. Pertama, di rumah cuma ada saya dan suami, berdua saja. Seringnya memasak itu menyisakan menu yang harus saya 'rawat' sampai beberapa hari. Kedua, memasak itu sejatinya lebih banyak untuk kegiatan cuci mencuci alat-alat dapur dan untuk hal ini saya ga suka banget kalo ga karena terpaksa atau gerah melihat "penumpukan massal"  :D *panggil asisten rumah tangga*. Ketiga, saya ga hapal bumbu-bumbu untuk masakan yang rumit, jadi kerjaannya mencontek resep di majalah dan google.com (semua memang tergantung niat).

macaroni schotel

sambal goreng kentang + hati

spaghetty bolognase

tumis brokoli

Kalau saya sendiri punya trik supaya saya gemar memasak dan tentu saja menghemat pengeluran rumah tangga. Mama saya adalah orang yang kreatif. Dia akan membuatkan bumbu jadi yang bisa di simpan di lemari pendingin untuk waktu yang lama. Jadi mau masak sambal goreng, opor ayam, sayur gori dsb  menjadi gampang banget. Tapi kalo ditanya bumbunya apa aja? Wah...ya saya ndak apal, tak nyontek dulu :D
Untuk trik laen, saya akan memasak menu selain menu indonesia yang memang pengolahannya gampang banget. Contoh : spaghetty (kalo ini banyak yang udah jago), macaroni schotel, chicken teriyaki, beef teriyaki dsb. Keren keliatannya, tapi aslinya gampang banget ...hehehe.
Well ... suka atau tidak suka memasak, suami saya tetap suka kok sama masakan saya ^_^


Musiro fusion Korean Food

Buat yang  suka mencoba kuliner yang di daerah Jogja, coba deh mampir kesini. Musiro fusion Korean Food namanya. Ada beberapa alasan untuk kemari, yaitu menyediakan menu yang tidak biasa, porsi banyak, menyesuaikan dengan lidah Indonesia dan halal lho. Buat yang suka dengerin lagu K-Pop juga cocok banget karena bakal disetelin lagu-lagu Korea sepanjang waktu. Poster-poster boyband Korea juga banyak terpajang disini. Kalo saya si ga mengenalinya :D. Lokasi persisnya di Jl Gejayan No. 33. Agak susah untuk mencari lokasi Mushiro, karena tempatnya yang agak tersembunyi di antara deratan  distro-distro meskipun di pinggir jalan. 

Jeyuk Dosirak

Bulldak BBQ
 
Menu yang kami pesan saat itu adalah Bulldak BBQ dan Jeyuk Dosirak. Bulldak BBQ terdiri dari daging sapi yang diolah dengan saos. Kalo Jeyuk Dosirak itu semacam nasi goreng kalau disini, yang dibungkus dengan telur dadar, ditambah daging ayam yang dimasak dengan saos. Untuk rasanya....sangat pedas meskipun masih tergolong enak. Jadi mungkin kurang cocok untuk yang tidak suka pedas. Harga per porsi untuk Jeyuk Dosirak itu 30 ribu, sedangkan Bulldak BBQ 25 ribu. Mahal atau murah? Silakan simpulkan sendiri :)
Yuklah dicoba kalo penasaran ;)