Menu Navigation

30 October 2014

Wisata Candi

Buat yang sudah sering pergi ke Jogja ato Solo mungkin sudah bosan dengan Malioboro, atau wisata pantai, tidak ada salahnya mencoba wisata Candi nan eksotis di seputaran Jogja Solo. Ada tempat tempat cozy juga yang bisa dikunjungi. 

# Candi Cetho dan Candi Sukuh
Candi ini terletak di daerah Karanganyar Solo, di lereng Gunung Lawu. Candi ini adalah peninggalan agama Hindu terlihat dari arca lingga dan yoni. Untuk menuju lokasi kita akan melewati kebun teh Kemuning. Hawa di sana dingin, segar dan kita bisa foto banyak object yang cantik






# Rumah Teh Ndoro Dongker
Setelah mengunjungi Candi, bolehlah mampir kesini sambil menikmati teh dan kuliner di hamparan kebun teh. Santai dan tenang suasananya. Makanannya juga not too ekspensive.




# Sendratari Ramayana
Setelah mengunjungi candi di Karanganyar Solo, sore nya kita bisa menuju ke kompleks candi Prambanan dan melihat sendratari Ramayana yang diadakan pada malam hari. Untuk jadwal dan harga tiket bisa di liat disini ( karena tidak tiap hari diadakan). Pentas ini menampilkan paduan tari, drama dan musik mengisahkan cerita Rama dan Sinta. Keren banget pertunjukannya. Lebih menarik ketika dilakukan dipanggung outdoor, sehingga kita bisa melihat candi Prambanan sebagai latar belakang panggung. Untuk panggung terbuka ini kalau tidak salah diadakan sekitar bulan April-Oktober. Di luar bulan itu dilakukan di panggung tertutup.





Nampang dulu :D


# Abhayagiri Resto
Abhayagiri resto terletak dekat dengan kawasan candi Prambanan. Kita bisa mengunjungi resto ini sebelum menonton sendratari Ramayana. Letaknya di atas bukit. Agak susah mencari lokasi ini karena tidak ada papan penunjuk Abhayagiri Resto saat itu, yang ternyata ada papan penunjuk Sumberwatu Village, dan ini yang dimaksud. Tempatnya romantis, nice view banget. Untuk makanannya ekspensive, tapi overall puas makan disini karena view-nya yang keren.


Nampang lagi deh




Sebenarnya masih banyak lokasi candi lain yang bisa dikunjungi di seputar candi Prambanan, seperti kompleks candi Boko, candi Ijo dll. Yang pasti kita bisa belajar sejarah dari candi tersebut, dan tentu saja spot fotonya kerennn ;) Have a nice trip.

02 April 2014

Perjuangan belum berakhir

Adalah dambaan setiap pasangan menikah untuk hamil, punya baby dan membesarkannya. Bagi sebagian orang hal itu sangat mudah, namun sebagian lainnya bukanlah hal yang mudah. Termasuk aku dan suamiku.
Kami menikah 21 Juli 2007. Setahun tinggal dengan mertua kami memutuskan pindah rumah sendiri. Juni 2008 kami menempati rumah baru kami di Semarang. Pertanyaan kapan aku hamil adalah hal yang wajar untuk pengantin baru seperti kami, hingga menginjak bulan ke-9 pernikahan aku dan suami memutuskan konsultasi ke obgyn di Semarang yaitu dr Diana Spog di RS Bunda. Hasil USG tidak menunjukkan kelainan di rahim dan dokter memberikan obat penyubur sebagai awal program kehamilan kami. Masa ini sampai pernikahan tahun kedua adalah masa-masa dimana aku merasa tertekan. Hingga bulan Maret 2009 aku dipindahtugaskan ke Surabaya semakin membuat kami gamang, tapi saat itu aku belum siap melepaskan pekerjaanku sehingga aku jalani pernikahan jarak jauh kami. Suami di Semarang, aku di Surabaya. Konsultasi lanjutan ke dokter kami ditolak karena dokter mensyaratkan kami harus sekota. Ah sudahlah, ini hidup kami dan kami yang memutuskan.

Akhirnya kami jalani pernikahan jarak jauh kami selama 2 tahun 3 bulan dimana seminggu sekali kami bisa bertemu. Dimasa ini kami sempat konsultasi ke dr Syarif Taufik KFer di RS Hermina Semarang. Dokter Syarief sangat komunikatif dan sangat nyaman untuk konsultasi. Namun kesulitan kami adalah menyesuaikan jadwal mens dan masa suburku karena posisiku di Surabaya. Pada akhirnya tahun 2011 suamiku dipindah ke Jogja, hingga aku memutuskan melepaskan pekerjaanku di Surabaya karena berbagai pertimbangan, termasuk kelanjutan program hamil kami. Di Jogja aku mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidangku walau aku harus menurunkan standar sallaryku. Aku mensyukurinya dan menjalani dengan santai. Masa-masa ini adalah masa santai dalam pernikahan kami, walaupun mungkin ini adalah masa-masa mengkhawatirkan dari orang-orang di sekeliling kami karena aku tak kunjung hamil.

Program hamil kami lanjutkan dimulai dari awal. Pertama adalah dengan dr Merry di RS Panti Rapih.  Dr Merry termasuk senior dan sangat tegas, beberapa orang menyebutnya galak. Program dimulai dari pemberian obat penyubur selama 3 bulan, dilanjut HSG. Setelah itu berlanjut ke Androlog untuk pengecekan suamiku dengan dr Dicky di RS Happyland. Saat itu dr Dicky memberikan terapi ke suamiku dan menyarankan kami untuk inseminasi buatan atau bayi tabung. Selama persiapan inseminasi itu aku akhirnya memutuskan untuk pindah dokter dengan dr Ova di RS Happyland. Selama persiapan inseminasi, aku diharuskan periksa pada hari kedua siklus menstruasi dan hari ke-12 untuk mengukur sel telur. Setelah 3 kali siklus akhirnya inseminasi mulai akan dilakukan. Di hari ke-12 diberi suntikan pemecah sel telur, kemudian 36 jam kemudian proses inseminasi buatan dilakukan. Di awali dengan proses pencucian sperma, kemudian hasilnya di inject ke dalam saluran telurku. 2 minggu setelah inseminasi, aku mendapatkan menstruasi, yang artinya gagal. Sedih? Pastinya. Pada akhirnya aku dan suami memutuskan untuk tidak kontrol lagi setelah inseminasi.

Satu tahun setelah inseminasi, tanpa diduga aku bisa hamil alami. Surprise dan senang sekali, walaupun saat itu aku sedih karena aku sendiri di Jogja, dimana suamiku sudah memutuskan untuk pindah karier baru di Bogor. Di usia kehamilan 9 minggu 5 hari aku terbang ke Jakarta karena saat itu long weekend, dimana tiket flight sudah aku booking jauh hari, saat sebelum hamil. Tidak ada agenda khusus, tetapi saat itu seluruh keluarga suami memang berkumpul di Jakarta. Sebelum berangkat ke Jakarta, aku sudah konsultasi ke dokter, apakah diperbolehkan bepergian menggunakan pesawat, dan dokter membolehkannya. Namun di hari ke-3 liburanku aku mendapatkan flek dan esoknya terjadi pendarahan sehingga hari itu juga janin ku harus di kuret. Sedih? Sedih teramat sangat. Semakin sedih karena people judge me tentang bepergian naik pesawat, walaupun tidak semua orang. Pada akhirnya aku dan suami sudah ikhlas akan kehilangan ini. Kami yakin bahwa ini sudah jalan Nya. Hasil pemeriksaan lanjutan setelash proses kuret juga tidak menunjukkan adanya kelainan atau serangan virus. Dokter Dety di Happyland Yogya merekomendasikan test TORCH dan test infeksi saluran kencing, tapi hasilnya negatif semua, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Well, mungkin belum saatnya bagi kami.

2 bulan setelah keguguran, aku mulai menata hidup kembali. Aku resign dari pekerjaan di Jogja dan mengikuti suami pindah ke Bogor. 3 bulan setelahnya aku mulai menjalankan program hamil kembali. Mulai dari awal lagi. Namun kali ini aku mencari dokter obgyn (KFer), dokter yang memang konsen ke masalah infertilitas. Kami menemui dokter Lukman Hakim di RS Bunda Nuraida Bogor. Dari hasil-hasil test yang sudah kami lakukan, dokter melanjutkan dan menganalisa penyebab tak kunjungnya aku hamil. Dimulai dari pemeriksaan rahim dan sel telur dengan USG trans V. Dokter meresepkan suntik antibiotik untuk mengobati infeksi panggulku. Kemudian siklus berikutnya dokter menyarankan test hormon untuk ku. Satu hal yang dicurigai, hormonku tidak seimbang. Hormon androgen ku tinggi, sehingga mempengaruhi proses pematangan sel telurku. Diet gula dan menurunkan berat badan adalah salah satu dari terapiku, disamping pemberian suplemen asam folat, anti oksidan dan metformin.  Well, perjuangan ini masih berlangsung. Dan aku akan menuliskan dalam catatan ini. Hopefully akan di akhiri dengan kabar kehamilanku (Amiinn ya rabbal alamin) :)